Mukti-smansa Weblog

english is fun

Mathabah Foundation Home Page - Shaykh Yusuf Badat

IslamicPoem - Islamic Poems - IslamicPoem - Islamic Poems - Islamic Poetry

Future Islam → The Future For Islam

15 Agustus 2010

Mengikat yang Bermakna di Dunia Maya (MyBd2M)-1: Tersentuh Rumi

Ya, daripada dibiarkan menganggur, lebih baik blog ini kujadikan saja sebagai pengikat makna, hikmah, dan segenap apa pun yang bernilai di jagat maya ini. Kumulai saja dari postingan ini.

Tersentuh Rumi

Adalah sebuah postingan Mas Herry Mardian soal "puasa versi Jalaluddin Rumi" yang bikin aku tergerak untuk sedikit mencari tahu perihal maulana kita yang satu ini. Pertama aku jadi teringat puisi The Guest Rumi yang sempat kubaca di blognya Rina-heart-and-mind. Lalu kucari lagi perihal Rumi dan karya-karya tulisnya. Hemm, amat banyak hal yang pantas disimak dari diri dan kata-kata sang sufi itu. Aku baru sempat membaca selintas-lintas beberapa saja. Misalnya perihal Rumi dan puisi-puisi tasawufnya tulisan sastrawan Abdul Hadi WM yang kubaca di blognya Pak Ahmad Samantho. Di situ bisa dibaca banyak postingan menyangkut Rumi, seorang sufi yang piawai bermetafor untuk menebarkan pengetahuan dan hikmah kehidupan buat kita sebagaimana dikatakan Jalaluddin Rahmat. Masih banyak hal berlimpah yang dapat dicari dengan mudah di semesta maya ini mengenai Rumi. Ada baiknya aku salinkan saja beberapa yang telah kubaca itu.

The Guest House

Diri ini, yang sedang menjadi manusia
adalah sebuah wisma tamu.
Setiap pagi, datang tamu yang baru.

Kegembiraan, kesedihan, atau sifat buruk
sedikit pengetahuan diri hadir sebentar
sebagai tamu yang singgah tanpa perjanjian.

Sambutlah, dan jamulah mereka semuanya!
Biarpun tamumu hanya sekerumunan nestapa
yang melanda rumahmu dengan kasar
dan mengangkut seluruh isinya,
tetaplah hadapi setiap tamu dengan mulia.
Bisa jadi ia sedang mengosongkanmu
demi kedatangan banyak kebahagiaan baru.

Niat buruk, rendah diri, dengki,
sambutlah mereka di pintu dengan tertawa,
dan ajak mereka masuk.

Berterimakasihlah
atas apa pun yang didatangkan padamu,
karena setiap tamu adalah utusan
dari sisi-Nya, sebagai penunjuk jalanmu.




KEMBALI PADA TUHAN

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepadaNya!Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
kerana Tuhan, dengan rahmatNya
akan tetap menerima mata wang palsumu!Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.Begitulah caranya!Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayuhlah datang, dan datanglah lagi!Kerana Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepadaKu, kerana Akulah jalan itu.”




Jauh Lebih Baik dari Sup Kaldu Sayuran (Rumi tentang Puasa)

lute

Ada kebahagiaan rahasia bersama perut yang kosong.
Kita cuma alat musik petik, tak lebih, tak kurang.
Kotak suara penuh, musik pun hilang.

Bakar habis segala yang mengisi kepala dan perut
dengan menahan lapar, maka setiap saat
irama baru akan keluar dari api kelaparan yang nyala berkobar.
Ketika hijab habis terbakar, keperkasaan baru akan membuatmu melejit
berlari mendaki setiap anak tangga di depanmu yang digelar.

Jadilah kosong,
lalu merataplah
seperti indahnya ratapan bambu seruling yang ditiup pembuatnya.

Lebih kosong,
jadilah bambu yang menjadi pena (*1),
tulislah banyak rahasia-Nya.

Ketika makan dan minum memenuhimu, iblis duduk
di singgasana tempat jiwamu semestinya duduk:
sebuah berhala buruk dari logam duduk di Ka’bah.

Ketika kau berpuasa menahan lapar, sifat-sifat baik
mengerumunimu bagai para sahabat yang ingin membantu.

Puasa adalah cincin Sulaiman (*2). Jangan melepasnya
demi segelintir kepalsuan, hingga kau hilang kekuasaan.

Namun andai pun kau telah melakukannya, sehingga
seluruh kemampuan dan kekuatan hilang darimu,
berpuasalah: mereka akan datang lagi kepadamu,
bagai pasukan yang muncul begitu saja dari tanah,
dengan bendera dan panji-panji yang berkibaran megah.

Sebuah meja akan diturunkan dari langit ke dalam tenda puasamu,
meja makan Isa (*3). Berharaplah memperolehnya,
karena meja ini dipenuhi hidangan lain,
yang jauh, jauh lebih baik dari sekedar sup kaldu sayuran.

(Jalaluddin Rumi, terjemahan Bahasa Indonesia oleh Herry Mardian)

: : : : : : : : :

Keterangan:

(1) Kitab-kitab suci ditulis dengan pena bambu dan pena alang-alang yang dicelup ke dalam tinta.

(2) “Cincin Sulaiman” konon adalah sumber kekuasaan. Legenda mengatakan, ‘barangsiapa yang mengenakan cincin Nabi Sulaiman, ia akan memperoleh kekuasaan’. Sebenarnya “cincin Sulaiman” adalah cincin tembaga atau besi murahan yang diukir dengan kata-kata “Ini pun akan berlalu”. Jika beliau merasa senang, ia menyadari bahwa kesenangannya adalah sementara sehingga ia menjadi sabar. Demikian pula, jika beliau merasa sedih, dengan melihat ke cincinnya ia menyadari bahwa kesedihannya bersifat sementara sehingga ia juga menjadi sabar dan ridha. “Cincin Sulaiman”, yang barangsiapa memilikinya konon akan memperoleh kekuasaan besar, adalah kesabaran.

(3) “Meja Isa” adalah meja tempat Nabi Isa makan bersama para murid-muridnya dan menjamu mereka, setelah beliau dibangkitkan dari kematian.


Demikianlah. (Maaf Mas Herry, karyamu aku colong dengan biadab dan tanpa izin, lalu aku salin lengkap di sini).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar