Mukti-smansa Weblog

english is fun

Mathabah Foundation Home Page - Shaykh Yusuf Badat

IslamicPoem - Islamic Poems - IslamicPoem - Islamic Poems - Islamic Poetry

Future Islam → The Future For Islam

04 Maret 2009

Sial Dapat Ditolak, Bahagia Dapat Diraih

Ya, kemarin, Selasa, 3 Maret 2009, aku merasa apes bener. Dalam kondisi tidak begitu fit setelah lebih dulu ngasih tahu tempat kerja untuk izin gak masuk, aku menuju warnet di daerah Sukahati, Cibinong, Kabupaten Bogor. Gak begitu jauh dari rumah. Aku ambil paket dua jam sekalian Rp 7.000, sedangkan kalau per jam Rp 4.000. Eh, ternyata, untuk sekadar online saja lama bener. Udah gitu, setiap kali mau klik menu berikutnya error pula. Dicoba pilih “try again” pun sama saja, ngadat. Lalu, sesuai saran pihak warnet, aku ganti komputer lain, dari semula nomor 1 ke nomor 6. Ternyata juga tak ada beda.

Yang nambah bikin sebel, sewaktu melintas menuju boks komputer nomor 6, dua remaja berseragam SMA, cowok-cewek, tengah bermesraan di boks nomor 5. Itu berarti bersebelahan denganku, cuma berbatas papan setinggi satu setengah meteran. Edan, berdalih buka internet, mereka malah asyik adu lengket. Jangan-jangan yang dibuka di internetnya menu porno, lalu mereka menikmatinya bersama-sama.

Aku pun komplain ke tukang warnetnya, bukan soal dua anak SMA tadi, tapi soal akses internet yang lelet, bahkan error melulu. Aku minta paket disudahi satu jam saja karena praktis aku gak bisa buka apa pun. Tapi, dia bilang gak bisa. Lalu, aku minta dia untuk membantu membetulkannya. Ternyata tetap ngadat. Akhirnya dia mau berkompromi, aku sudahi saja nge-netnya dengan bayar Rp 5.000. Padahal, di tempat lain yang lebih dekat dengan rumahku di sekitar Stasiun Kereta Api Citayam, dengan uang segitu sudah bisa nge-net dua jam. Dua kali aku nge-net di sana, aksesnya lebih baik meski terbilang lambat juga.

Ya, sudah, aku pun pulang. Agar rasa kesal tak berterusan, aku berusaha menghibur diri, menenangkan pikiran. Aku jadi inget tips bahagia dari Arvan Pardiansyah yang baru aku tulis sebelum ini. Bahagia itu terletak di pikiran. Jadi, kemalangan atau kesialan dapat kita tolak dengan mengubah pikiran kita sehingga sebaliknya kita dapat meraih atau merasakan kebahagiaan.