Mukti-smansa Weblog

english is fun

Mathabah Foundation Home Page - Shaykh Yusuf Badat

IslamicPoem - Islamic Poems - IslamicPoem - Islamic Poems - Islamic Poetry

Future Islam → The Future For Islam

20 Mei 2009

Iseng-iseng agar Wajah Kita jadi Kover Vogue

Waduh, baru tahu ada cara mudah biar wajah kita bisa jadi kover berbagai majalah beken luar negeri nih. Beberapa kali liat temen bisa bikin kreasi sejenis, tapi baru kali aku tahu ada situs yang menyediakan diri buat kita mewujudkan hal itu. Ini dia aku copy paste dari postingannya Mas Syaiful.



DESAIN GAMBAR ARTISTIK ONLINE PHOTOFUNIA DOT COM





gambar-syaiful


Ada beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh http://www.photofunia.com yaitu :

1. Kreasi Foto dengan 3 Langkah yang sangat mudah

2. Tampilan yang simple dan pilihan kreasi Photo yang menarik

3. Teknologi Face Detection yang cukup akurat

Berikut ini beberapa contoh Photo hasil kreasi photofunia.com


gambar-syaiful1


gambar-syaiful-2


syaiful3



Photo Fonia.com Tapi yang perlu anda ingat adalah Photo yang ingin anda kreasikan adalah fhoto wajah tunggal, kalau pake foto banyak objeknya saya rasa hasilnya jelek untuk beberapa Efek.

langkah untuk membuat kreasi Fhoto adalah :

1. Masuk ke situs http://www.photofunia.com , kemudian pilih salah satu efek yang tersedia

2. kemudian anda akan diminta untuk mengirimkan file fhoto yang ingin di olah

3. jadi deh Tinggal anda save (simpan), jadikan avatar atau apapun. sekarang hasi kreasinya terserah anda saja

Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi dan mengisi waktu anda untuk iseng-iseng

Selamat mencoba (iFUL)

05 Mei 2009

Pada Suatu Dini Hari

Sebenarnya aku tak ingin banyak berpikir. Aku ingin rileks. Namun, kebingungan datang juga, memaksa dahiku berkerenyit.

Aku jadi teringat pada sebuah keluarga. Sang suami karyawan swasta, seorang akuntan. Sang istri ibu rumah tangga dengan dua anak. Pada suatu hari Minggu, sang kepala rumah tangga ingin menikmati istirahat.

"Aku tidak mau memikirkan apa-apa hari ini. Aku ingin tidur-tiduran, enak-enakan, bermalas-malasan, mendengarkan jazz, dan melamun."

Sang istri pun memahami keinginan suaminya.

"Namanya juga hari Minggu. Santai-santailah, tidur-tidurlah, jangan pikirkan apa-apa. Kalau tidak, untuk apa ada hari Minggu?"

"Tapi kalau untuk Harry Roesli mendengarkan musik itu bekerja."

"Kamu bukan Harry Roesli."

"Yeah. Aku memang bukan Harry Roesli, aku cuma seorang pegawai."

Dan seterusnya, pada akhirnya mereka malah terlibat obrolan mengenai hidup meski tak banyak melontarkan kata-kata sebagaimana biasanya. Sang suami gagal untuk tidak berpikir.

Kedua anak mereka pun melihat orang tuanya sedikit berbicara pada hari itu.

"Tadi pagi kudengar Bapak bilang tidak ingin memikirkan apa-apa?"

"Ya, aku dengar itu, Ibu juga bilang sebaiknya Bapak tidak usah memikirkan apa-apa, bukankah ini hari Minggu?"

Mereka pun memperbincangkan bapak-ibu mereka hingga tahu-tahu Ibu sudah berada di depan mereka.

"Kalian kok belum mandi?"

"Hari Minggu! Untuk apa mandi?"

"Aturan siapa itu?"

"Bapak saja boleh tidak berpikir pada hari Minggu, kenapa tidak mandi saja tidak boleh?"

"Eh, coba Ibu tanya, mana yang lebih penting, mandi atau berpikir?"


Kedua anak itu berpandangan.

"Kalau tidak bisa jawab, mandilah kalian sekarang juga!"

***

Sementara itu, sampai sore, Bapak mereka belum juga mandi.

Lelaki itu memejamkan mata, mendengarkan suara angin, mendengarkan desis air sungai di depan rumah. Ia memandang dirinya sendiri dari sebuah galaksi lain....

Ia membuka mata. Cahaya matahari jatuh di atas selembar daun....

"Coba lihat," katanya tiba-tiba, "daun juga bisa indah."

"Kamu baru tahu sekarang kalau daun itu indah?"

"Yeah. Ternyata aku buta."

Istrinya tersenyum.

"Aku sudah lama tahu, kita bisa bahagia dengan hanya memandang selembar daun."

"Begitu?"

"Begitu."

***


Hari Minggu hampir berakhir ketika lelaki itu berkata kepada istrinya.

"Aku gagal untuk tidak berpikir," katanya.

"Kamu menyesal?"

"Tidak. Ternyata hanya hari Minggu aku bisa berpikir bebas. Itu pun kalau tidak membaca koran."

***


Hemmm, aku sendiri gagal menepiskan pemicu yang memancingku untuk terus saja berpikir pada dini hari ini. Beruntung, aku bisa melampiaskannya melalui ingatanku pada kisah tentang sebuah keluarga tadi, yang aku baca dan kukutip di sini dari cerpen Seno Gumira Adjidarma "Pada Suatu Hari Minggu" dari buku kumpulan cerpennya, Iblis Tak Pernah Mati (Penerbit Galang Press, Yogyakarta, Cet. 1 Mei 1999).

25 April 2009

Jeritan!

Aku menjerit, lalu terbirit. Anak-anakku sakit, keadaan terus saja sulit. Komunikasi tulalit, para elite makin pelit. Perutku pun melilit, mungkin ada sembelit, bisa pula jadi cepirit. Anjrit, aku tercebur parit. Komplit, benar-benar pahit.

20 April 2009

Belajar Boso Londo Inggris

Ah, dasar aku ini ndeso dan katrok, ngomong Inggris aja gak bisa. Males berlatih sih. Makanya, perlu nih dicatet beberapa link yang bisa buat belajar boso londo itu.

Ini dia beberapa di antaranya.

http://effortlessenglishclub.com/
(soko londo)

http://pedapa.com/
(Mbak Nana http://nananias.com dari Bali)

Trus (updated) nambah ini (dari Mas Mukti):
http://muktighoz.wordpress.com/

11 April 2009

KASIHANILAH CALEG GAGAL

Mudah-mudahan sih pemilu kali ini gak banyak menyisakan para caleg yang stres. Mestinya mereka sudah siap sejak semula untuk menang dan kalah. Mestinya pula mereka tidak menghambur-hamburkan biaya, baik materi maupun nonmateri, sehingga pada akhirnya gak rugi sendiri.

Namun, kini, pemilu telah kita lewati. Sebagai sesama manusia, kita mestilah peduli jika ada di lingkungan kita orang-orang yang berpotensi jadi stres gara-gara momen pemilu ini.

Memang, terutama para caleg itu sendiri yang mesti sadar. Mereka mesti ikhlas dan tawakal. Jadikan iman kuat untuk menerima kekalahan. Itu obat paling mujarab.

Berikutnya, lingkungan pun mesti ikut berperan. Ajak para caleg itu untuk tetap berkumpul bersama, berbagi suka dan duka. Jangan biarkan mereka menyendiri. Dampingi mereka agar gak sampai stres.

Yang dimaksud lingkungan di sini adalah keluarga, teman, dan partai asal para caleg. Sebagai tanggung jawab politis, tentu saja partailah yang paling harus bertanggung jawab terhadap para calegnya. Jangan habis manis sepah dibuang.

05 April 2009

Aku, Waktu, dan Silaturahmi Terganggu

Ini semata soal kelemahan diriku untuk dapat mengatur waktu. Atau bisa juga dibilang, jika kita anggap sang waktu itu cuma satu, kelemahan untuk mengatur segala aktivitas hidup agar dapat berjalan dengan baik, tidak tumpang tindih, pekerjaan menumpuk.

Salah satu soal terbesarnya mungkin aku ini jenis manusia pemalas, tapi rajin sok merenung-renung, membikin lambat pilihan atas keputusan dan tindakan yang mestinya segera dilakukan. Padahal sebenarnya aku kan sudah memilih sesuatu: menjadi blogger, menjadikan blog sebagai tempat berlatih menulis, dan menjalin persahabatan dengan sesama blogger.

Memang kalau mau jujur, saat ini aku ingin dapat menulis yang bisa dimuat di media massa konvensional semisal koran. Juga ingin dapat bikin buku. Keinginan ini sebenarnya bisa sinergis dengan aktivitas ngeblog. Namun justru aku merasa belum bisa melakukan hal itu.

Barangkali aku mesti bersabar dan terus berlatih melakukan hal itu, menyinergikan aktivitas ngeblog dengan kegiatan menulis untuk tujuan yang lain-lain itu dan tetap bisa bersilaturahmi dengan teman-teman blogger. Terima kasih, RCO, dirimu sudah mengingatkanku tentang hal ini.

Maafkan buat teman-teman blogger lain maupun sesama pengunjung dunia maya yang bukan blogger jika aku belum sempat saling berkunjung atau saling sapa. Ini semata-mata karena kelemahanku, bukan karena ketidakbersediaanku untuk melakukan itu.

Salam buat semua.

20 Maret 2009

Ketika Kaskuser “Mengusik Mata” Awamer

Tulisan ini beserta judulnya itu memang terpicu oleh postingan “Ketika-Ngaskus-pun-Bisa-Bikin-Heboh” yang terdeteksi oleh RRS-feed agregator “Para Cucu Eyang Muslim” alias Komunitas Blogger Muslim di sisi kanan bawah blog WP-ku: awamologi-banner.

Sang penulis postingan adalah Romi Satrio Wahono (RSW), founder IlmuKomputer.com. Postingan itu rupanya merupakan respons atas “kehebohan” yang terjadi di Kaskus (nama sebuah situs web) pada salah satu tret (thread)-nya ini: “[hot] ternyata founder ilmukomputer.com ngaskus!!

Tret itu dibikin oleh Sulp. Dia menulis bahwa postingannya ini (18 Maret 2009) berawal dari sebuah kecurigaan ketika pada seminar minggu lalu pada slide presentasi RSW tentang web rank di Indonesia oleh alexa.com nongol screenshot Kaskus. Dia pun mulai bertanya-tanya, berarti RSW ngaskus juga, dong? Kecurigaannya makin menjadi-jadi saat di tengah-tengah penyampaian materi tentang riset, RSW tiba-tiba mengingatkan salah satu peserta, “Makanya Mas, kalo posting jangan cuma ‘nice info’, ‘keep posting’ aja....” Nah lo, itu kan postingan (reply) khas Kaskuser.

"Mbok, kalo posting yang bermutu gitu," lanjut RSW.

Sulp pun makin penasaran meski belum yakin menyimpulkan RSW ngaskus juga. Dia bahkan tak langsung bikin tret ini. Ia tunda sampai seminggu karena minggu depannya RSW ngasih seminar lagi di kampusnya. Kali ini (17 Maret 2009) materinya tentang green computing. Ternyata, di tengah-tengah materi, soal web rank dibahas lagi dan screenshot Kaskus muncul kembali. RSW pun bilang, "Bayangin adek2, Kaskus itu sekarang ngalahin det*k.com lho dan sumbernya tepercaya."

Berdasarkan penelusuran sulp, ternyata RSW ngikutin salah satu tret di Kaskus tentang tewasnya mahasiswa Indonesia di NTU (ming-ming case). Menurutnya, RSW bilang, "Berbeda dengan media-media yang lain, yang mengatakan mahasiswa tersebut bunuh diri, di sana berbeda dan saya lebih percaya karena temannya langsung yang menceritakan...." Sulp pun menyimpulkan bahwa mungkin (info dari teman) itu yang RSW maksud sebagai sumbernya tepercaya.

”Pitpiiwww ... akhirnya pertanyaan gw terjawab sudah ... ternyata, oooh, ternyata seorang founder Ilmukomputer.com ngaskus juga...Your browser may not support display of this image. . Yah minimal ngikutin salah satu tret di Kaskus-lah (ngaskus juga kan namanya?? Your browser may not support display of this image.)” Begitu simpul Sulp.

Nah, lalu bagaimana tanggapan RSW?

Lewat tulisannya “Ketika Ngaskus...itu, RSW pun bilang, “Ketika ngaskus pun bisa bikin heboh, aku mulai khawatir dengan diriku. Apa yang telah aku lakukan, kapan, di mana, bagaimana, dan semalam berbuat apa? Hihihi. Padahal sebenarnya sudah tahunan gitu ngaskusnya, tentu tak akan kuberi tahu apa nickname or id-ku hihihi. Andai kau tahu, Romi Satria Wahono alias RSW juga manusia gitu loh gan! Your browser may not support display of this image.

Lagipula, menurut RSW, Kaskus juga bukan tempat yang buruk untuk mencari informasi, malah kadang lebih valid, jujur, dan sering lebih cepat karena pakai “pertamax” bin “pertamax plus” daripada detik atau okezone Your browser may not support display of this image..

“Jangan lupa pula, kita sudah pasti banyak dapat ‘nice info’ di sana yang bisa membuat riset kita tentang konten web dan internet jadi hidup, berbunga, dan penuh warna. Lha kok bisa? Lha iyalah, masa ya iya dong Your browser may not support display of this image.. Kaskus itu secara rangking (peringkat) kunjungan untuk situs Indonesia (sumber: Alexa.Com), selevel dengan detik.com bahkan sering di atasnya. Yang pasti jauh mengungguli wikipedia.org dan bagaikan terbang di atas awan bagi rapidshare.com, 4shared.com, atau kapanlagi.com Your browser may not support display of this image.

“Bayangkan,” RSW melanjutkan, “ketika kita mengirim posting keren, meskipun kita ini cah ndeso nan kutu kupret, kita tetap disanjung layaknya juragan. Nggak akan lama, tunggu saja, ‘mantab gan’, ‘lanjut gan’, ‘keep posting’, dan sanjungan penuh motivasi lain akan datang bertubi-tubi mengomentari posting keren kita Your browser may not support display of this image.

Lalu, pada bagian akhir tulisannya, RSW bilang begini. “Andai kau tahu, ngaskus kadang perlu kita lakukan, ketika kita bosan dengan berita formalitas, berita penuh tipu daya, dibuat-buat dan rekayasa ala media massa formal. Ngaskus and jadi kaskuser, siapa takut? Hihihi.”

Tak lupa pula ia menambahkan salam khasnya, “Tetap dalam perdjoeangan!” Plus tanda tangan. Your browser may not support display of this image.

Banyak komentar di kedua tempat itu, di blog RSW dan di tret “heboh” Kaskus. Terutama yang di Kaskus. Hampir semuanya bernada “menyanjung” Kaskus. Bahkan, banyak yang mengklaim, “Siapa sih orang yang gak kenal Kaskus?”

He he he, ada yang blum kenal, Gan: orang awam pedagang awamologi. Klo denger-denger sih sudah. Nah, karena baru sebatas denger, aku kok suka ketuker-tuker ma itu tempat buang hajat: kakus. Jangan-jangan isinya banyak yang “jorok dan bau” (j-and-b) ya.

Kalau berdasarkan penuturan RSW dan selintas penelusuran di tret Sulp serta komen-komen Kaskuser lain sih wajar-wajar saja. Lagipula, menurutku, kalaupun ada ataupun banyak yang j-and-b, kan bisa saja itu dibikin “pupuk kompos” atau “gas” buat masak. Intinya, kembalikan segala sesuatunya pada arah yang benar. Gitu aja kali, ya Gan. Berikut ini sekadar ilustrasi yang diambil dari postingan RSW.

Your browser may not support display of this image.

15 Maret 2009

Lomba Desain Header dari M. Shodiq Mustika

Wah, sebagai sesama temen blogger, kita kan mesti saling berbagi. Jadi, aku langsung pajang saja info lomba dari Mas M. Shodiq Mustika itu. Ini dia, aku kopikan saja.


Lomba Desain Header shodiq.com 2009

Posted: 15 Mar 2009 08:37 AM PDT


Dalam rangka “grand opening” situs shodiq.com pada Maret 2009 ini, kami menyelenggarakan lomba cipta desain header untuk situs ini. Di satu sisi, kami mendukung berkembangnya kreativitas desain di internet, khususnya desain header. Sedangkan di sisi lain, kami berharap situs ini tampil lebih memikat.

Ketentuan Umum

  1. Lomba terbuka untuk umum.
  2. Karya orisinil dan belum pernah dipublikasikan.
  3. Setiap peserta boleh mengirimkan karya sebanyak-banyaknya.
  4. Karya yang ditetapkan sebagai pemenang menjadi milik M Shodiq Mustika (pemilik situs shodiq.com), sedangkan karya lainnya tetap dimiliki oleh peserta.
  5. Karya diterima selambat-lambatnya tanggal 20 April 2009 (Waktu Indonesia Barat).
  6. Karya dikirim melalui kotak komentar yang tersedia di http://shodiq.com/2009/03/15/lomba-desain-header-shodiqcom-2009/

Ketentuan Khusus

  1. Di tempat yang tersedia itu, peserta menyebutkan (1) alamat URL lokasi penyimpanan file desainnya dan (2) makna yang terkandung pada desain tersebut.
  2. Desain header itu mencerminkan spirit shodiq.com, terutama: penyayang (full of love), senantiasa berkembang, dan islami. (Yang dimaksudkan dengan “islami” di sini adalah yang moderat ala Muhammadiyah.)
  3. Desain berukuran 920×180 px dalam format JPG atau GIF atau PNG.
  4. Ukuran file tidak dibatasi, tetapi lebih disukai ukuran yang relatif kecil. (Untuk perbandingan, gambar header shodiq.com saat ini berukuran 29,14 KB atau 29.842 byte.)
  5. Desain dapat menggunakan teks, animasi, atau pun gambar fotografi.
  6. Desain tidak boleh mengandung advertising, kecuali untuk mempromosikan shodiq.com, M Shodiq Mustika, atau karya-karya M Shodiq Mustika.

Hasil Lomba

  1. Panitia menyediakan hadiah sebesar Rp 1.500.000,- (satu juta limaratus ribu rupiah) untuk tiga orang pemenang yang terpilih. Juara pertama berhak mendapat hadiah uang sebesar satu juta rupiah, juara kedua: tigaratus ribu rupiah, juara ketiga: duaratus ribu rupiah.
  2. Desain karya juara pertama akan digunakan untuk header shodiq.com. Desain karya juara kedua dan juara ketiga akan digunakan untuk dua blog M Shodiq Mustika lainnya.
  3. Pemenang insya’Allah diumumkan di shodiq.com pada akhir April 2009. Keputusan panitia adalah mutlak dan tidak dapat diganggu-gugat.
Selamat mengikuti dan semoga berhasil.


Nah, ikutan ya. Klo aku sendiri sih gak bisa karena memang gak bisa menggambar atau mendesain.
Tambahan info dariku aja nih. Yang merasa masih punya nafsu berahi, bolehlah berpendapat di blog baru ini yang dikhususkan memperbincangkan soal itu. Ini dia alamatnya:
BERAHI MAYA: Sebuah Upaya Mengelola Libido
Baru ada dua posting sih. Salah satunya ini:
Gitu dulu ya.

04 Maret 2009

Sial Dapat Ditolak, Bahagia Dapat Diraih

Ya, kemarin, Selasa, 3 Maret 2009, aku merasa apes bener. Dalam kondisi tidak begitu fit setelah lebih dulu ngasih tahu tempat kerja untuk izin gak masuk, aku menuju warnet di daerah Sukahati, Cibinong, Kabupaten Bogor. Gak begitu jauh dari rumah. Aku ambil paket dua jam sekalian Rp 7.000, sedangkan kalau per jam Rp 4.000. Eh, ternyata, untuk sekadar online saja lama bener. Udah gitu, setiap kali mau klik menu berikutnya error pula. Dicoba pilih “try again” pun sama saja, ngadat. Lalu, sesuai saran pihak warnet, aku ganti komputer lain, dari semula nomor 1 ke nomor 6. Ternyata juga tak ada beda.

Yang nambah bikin sebel, sewaktu melintas menuju boks komputer nomor 6, dua remaja berseragam SMA, cowok-cewek, tengah bermesraan di boks nomor 5. Itu berarti bersebelahan denganku, cuma berbatas papan setinggi satu setengah meteran. Edan, berdalih buka internet, mereka malah asyik adu lengket. Jangan-jangan yang dibuka di internetnya menu porno, lalu mereka menikmatinya bersama-sama.

Aku pun komplain ke tukang warnetnya, bukan soal dua anak SMA tadi, tapi soal akses internet yang lelet, bahkan error melulu. Aku minta paket disudahi satu jam saja karena praktis aku gak bisa buka apa pun. Tapi, dia bilang gak bisa. Lalu, aku minta dia untuk membantu membetulkannya. Ternyata tetap ngadat. Akhirnya dia mau berkompromi, aku sudahi saja nge-netnya dengan bayar Rp 5.000. Padahal, di tempat lain yang lebih dekat dengan rumahku di sekitar Stasiun Kereta Api Citayam, dengan uang segitu sudah bisa nge-net dua jam. Dua kali aku nge-net di sana, aksesnya lebih baik meski terbilang lambat juga.

Ya, sudah, aku pun pulang. Agar rasa kesal tak berterusan, aku berusaha menghibur diri, menenangkan pikiran. Aku jadi inget tips bahagia dari Arvan Pardiansyah yang baru aku tulis sebelum ini. Bahagia itu terletak di pikiran. Jadi, kemalangan atau kesialan dapat kita tolak dengan mengubah pikiran kita sehingga sebaliknya kita dapat meraih atau merasakan kebahagiaan.

01 Maret 2009

Cukup 7 Cara agar Bahagia (ala Arvan Pardiansyah)

Ya, tadi sore, 1 Maret 2009 di Pameran Buku Islam (Islamic Book Fair) Senayan aku membawa rasa kantukku untuk menghadiri acara bincang-bincang soal buku terbaru Mas Arvan Pardiansyah: The 7 Laws of Happiness (terbitan Mizan). Itu soal 7 cara menghadirkan kebahagiaan dalam keseharian kita.

Bukan soal bilangan 7 itu yang dipentingkan Arvan meski ini ada "riwayat" atau "otak-atik-gathuk/pas"-nya. Kan memang ada 7 hari dalam seminggu dll. Bisa jadi juga ada pengaruh dari buku The 7 Habits... dari Steven Covey. Tapi, sesungguhnya tips soal kebahagiaan ini diinspirasi dari doa sapu jagat "rabbana atina fiddunya khasanah wafil akhirati khasanah wakina adzabannar". Lagipula, kalau Covey itu kan bicara soal kesuksesan yang kuncinya terletak pada perbuatan. Adapun kebahagiaan memiliki kunci pada otak.

Misalnya kalau orang harus buru2 sampai kantor dengan menghindari kemacetan di jalan, ya tinggal berbuatlah sesuai dengan kehendak dan kebutuhan kita, apa pun caranya yang penting sampai tanpa telat. Tapi, meski bisa tercapai demikian alias sukses, belum tentu dia bahagia karena kebahagiaan ditentukan oleh pikiran kita. Bisa jadi tadi di jalan kita sempat ngomel2 atau diomeli orang lantaran gak sabaran mo cepet sampai. Kita pun bisa ikut jadi bete. Itu berarti gak bahagia. Beda dengan orang yang mampu mengatur pikirannya untuk tetap tenang, sabar. Meski mungkin gak sampai ke kantor tepat waktu, dia tetap bisa bahagia.

Secara garis besar, 7 cara itu rumusnya = 3+3+1. Untuk bahagia, penentunya ada 3 faktor dari diri sendiri, 3 dari orang lain, 1 bermuara pada Tuhan, pasrah atau yang menjadi pilihan Arvan: berserah diri kepada-Nya. Tiga (3) penentu bahagia dari diri: sabar, syukur, sederhana (simplicity). Tiga (3) dari orang lain: cinta (love), memberi (giving), memaafkan (forgiving). Dari ketujuh itu, kalau mau diambil satu yang utama adalah sabar.

Arvan bilang, sebagai jawaban atas seorang penanya, kesabaran memang ada batasnya. Tapi, setiap kali kita dapat meningkatkan batas kesabaran kita atau gampangnya tiap hari kita memperkukuh kesabaran itu. Motonya: hari ini mesti lebih sabar dari hari kemarin. Yang lain-lain juga gitu: makin cinta, makin bisa merumuskan kesederhanaan dari banyak hal dalam hidup alias berpijak pada hakikatnya saja (bukan pada gincu-gincunya), makin bisa memberi, memaafkan diri dan sesama. Lalu, semua itu mesti berakhir pada muara keberserahdirian kepada Tuhan yang makin hari mesti kita tingkatkan.

Khusus soal sabar yang menjadi bagian tertebal dalam bahasan bukunya, Arvan sempat memberi dua atau tiga batasan, tidak semua dia ungkap lantaran keterbatasan waktu. Pertama, sabar adalah kondisi kesesuaian antara fisik dan pikiran kita. Aku yang saat itu sedang dengerin paparan Arvan (secara fisik), bisa saja terganggu konsentrasi atau kesabarannya gara-gara pikiranku meloncat keluar lantaran baru teringat di tempat parkir tadi, kunci motorku masih tergantung di setang. Pastilah jika kehadiran fisik kita tanpa diikuti kehadiran pikiran kita, gelisahlah kita.

Kedua, sabar adalah adanya jarak yang memisahkan antara rangsangan atau pemicu (misalnya) kemarahan dengan respons atau reaksi kita. Bila marah, jangan buru-buru ingin nabok si pemicu. Tundalah, tahan dulu, beri kesempatan kepada pikiran kita untuk menyaring apa sebenarnya yang terjadi. Insya Allah bakal lebih baik jadinya daripada langsung membalas kemarahan. Yang ketiga, wah aku lupa, mungkin cuma dua ding yang dia sebut. Kalau mau lengkap ya beli bukunya, baca. Aku juga belum baca dan belum punya kok.

Yang menarik, saat membuka ceramahnya, Arvan sempat mendedah data dan fakta bahwa di Indonesia saat ini per tahun ada 200.000 perceraian (maaf kalau salah, moga nggak) yang lalu kalau diperinci hingga hitungan detik, berarti ada sekian (2 ya, itung sendiri) perceraian. Pokoknya memiriskan deh. Tapi, uniknya, faktor ekonomi sebagai penyebab perceraian hanya 20%, sisanya yang 80% terdiri atas bermacam sebab. Ada selingkuh sekian persen, cemburu (beda ma selingkuh) sekian persen, dll. Pada intinya, kalau kita bisa sabar dan memberikan menu makanan bergizi bagi pikiran, insya Allah kita akan bahagia dan tak sampai harus bercerai. Ya, klo boleh nambahin contoh, Ahmad Dani ma Maya yang tajir aja masih bisa bercerai, jadi materi bukan faktor signifikan kan? Halah, ini mah tendensius, gara-gara diri sendiri masih kere.

Tapi, ya alhamdulillah (sebagai ungkapan rasa syukur, salah satu kunci kebahagiaan itu), biar kere gini, masih bisa mesra tuh ma bini. Huehehe.

Trus, tadi yang tak kalah penting, berilah menu bergizi buat pikiran kita. Kebetulan juga, Arvan nyebut-nyebut lagu "Teman tapi Mesra" (TTM) milik duo Ratu (ya si Maya itu kan penciptanya) sebagai menu yang buruk bagi otak kita. Makin bahaya lantaran hampir semua orang dari anak umur 5 tahun (termauk anak Arvan) dengan santai kerap menyanyikan lagu itu (dulu saat lagi jadi hits). Lantaran dah umum itu, kita jadi gak malu-malu nyanyiin itu. Gak sadar lantaran segera masuk alam bawah sadar sebagai stok "solusi TTM" yang bisa saja akan kita ambil saat kita berantem dengan pasangan. Jadinya ya selingkuh itu. Lalu, bercerai.

Arvan sempat menyebut lagu Sheila on7 "Kekasih Gelapku" sebagai contoh sejenis dengan TTM. Tapi, yang ini kadarnya agak kurang bahayanya lantaran kalau mau nyanyiin ini mesti tengok kanan kiri dulu, ada orang lain gak, khususnya pasangan kita. Bisa-bisa kita dituduh dah punya kekasih gelap beneran.

Selain lagu, Arvan nyebut juga iklan kondom yang jahat banget lantaran menawarkan ajaran "trisum": dua wanita lengket ma satu pria. Itu ya jelas-jelas ilegal, jenis selingkuhan juga. Lha wong gak dibilang pasangan poligamis kok. Lagian gak bakalan berani pula terang-terang ngiklanin poligami. Aa Gym aja kena sanksi sosial.

Intinya mah, hati-hati, berbijaklah memberi makanan buat pikiran dan batin kita. Jangan cuma makanan fisik aja yang diurus. Eh, jadi inget tulisan bagus dari Alfatri Adlin berjudul "Bergunjing sampai Mati" (maaf kalau gak persis). Itu tuh, ibu-ibu kalau dah kelar kerja fisik domestiknya jangan lantas asal refreshing dengan bergunjing ngomong ngalor-ngidul gak jelas. Mending baca buku, koran, tabloid, majalah, tapi yang isinya bagus ya, jangan yang gosip-gosipan juga, lalu didiskusikan dengan santai. Ngobrolin resep masakan, bikin usaha ini itu, pokoknya yang positiflah.

Udah-udah, wong Arvan aja gak bilang ampe gosip-gosipan itu kok. Aku sendiri gak sampe selesai ikut acaranya, mesti buru-buru balik kerja rodi. Maksudku, dah loyal, rajin, dan baik hati gini kok si bos masih pelit ngasih gaji dll yang bisa bikin para kuli sepertiku ini sejahtera. Apa daya, berhubung uang mepet, aku pun cuma bisa beli buku-buku yang diskonnya 50%-an sampai yang model 5.000-an atau 10.000 tiga. Kesian deh gue. *Berharap ada yang mo ngasih buku gratisan*

23 Februari 2009

Mengutip "Gelak" dari Blog FS-ku

  • GELAK

Tak ada kiamat di sini

Juga bencana atau huru-hara

Hanya gelak beraroma arak

Bahkan, jelang subuh

Orang-orang masih riuh

Sehabis peluh, juga lenguh,

tanpa keluh

Taksi-taksi mengangkang

Partner setia demi penumpang

Para pramuria bersiap pulang

Tak terdengar desir ajal di sini

Hanya tatap nanar, juga binal

Alam pun luluh oleh peluh

Dari diri yang rela jadi pesuruh

Oleh gelora gairah tubuh

Cuma sakit bisa mengusiknya

Atau dengki memorak-porandakannya

Juga selingkuh sanggup menggoyahkannya

Atau musuh pembunuh yang lantas mengakhirinya

Bukan ajal yang tertahan oleh dajjal


Diposting di blog Friendster pada 12 Juli 2007

22 Februari 2009

Terima Kasihku untuk Kalian, Kawan

Ah, betapa bahagia kala tanpa kudua ada kalian yang dengan ikhlas sudi menautkan diri denganku. Terima kasihku untukmu RCO, Umi, dan Lutfy. Kalianlah orang-orang yang telah memberikan kejutan membahagiakan buatku. Moga jalinan persohiblogan--meminjam istilah dari Bunda Menik (saungbunda.com)--ini lestari.
Mohon maaf karena aku lebih banyak aktif di "rumhku" di http://awamologi.wordpress.com/. Mungkin nanti aku sarikan saja beberapa curhatku di sana untuk diposting di sini biar bisa pula kalian nikmati tanpa harus mencari-cari. He he he.

Salam dari orang awam tukang jual awamologi.

07 Februari 2009

Posting dari Ping.fm

Ah, dasar OOT aku ini. Nyoba2 pake ping.fm. Lalu kuhubungkan dengan gmail, blogger dan wp-ku, friendster, serta FB-ku. Gimana hasilnya? Kutaktahu.

28 Januari 2009

Kantuk Datang Menagih Utang

Ups, dia datang lagi. Perutku melilit, pengin cepirit, tapi blum sampai terbirit. Aku berusaha menahannya, merasakannya, sambil terus mengetikkan huruf-huruf ini. Hari hampir subuh. Banyak tugas dan rencana tertinggal merana. Menumpuk. Tapi, tiba-tiba dia datang menyerang.

Aduh, ada yang pedih di ulu hati. Tunggu sebentar, aku ingin menyelesaikannya, menuliskanmu di sini. Kau mau apa sebenarnya, kok datang tiba-tiba, gak kasih tanda-tanda, gak kasih aku waktu tuk bersiap. Kau mau aku memejamkan mata, derita, asa, apa-apa saja yang ada di pikiran, hati, lalu mati. Hiii takut, aku blum ingin mati. Klo maksudmu rehat sejenak dari semua kesibukan, mengistirahatkan semua yang hidup dalam kondisi stand by dengan napas dan nadi yang terus berembus, berdenyut, tentu saja memang sudah semestinya begitu tiap hari. Kau mau menagih hakmu itu? Apa aku tlah mengabaikan hakmu, mangkir sehingga menyisakan utang? Berapa utangku? Oke deh, gak perlu kau hitung, aku segera memenuhi ajakanmu tuk berbaring di peraduan. Yuk, kita bobo.

Waktu Serasa Tak Cukup

Ya, terasa tak cukup waktu untuk semua keinginan, semua rencana, semua tugas, kewajiban, keharusan, atau sekadar kesunahan. Tak cukup pula rasanya waktu untuk melakukan semua kebaikan.
Sebabliknya, untuk seberapa banyak pun kemalasan atau semua keburukan, waktu terasa akan selalu sanggup menampungnya. Termasuk untuk semua kebingungan, kebodohan, kengantukan, kemendengkuran, kecapaian, ke- apa lagi ya? Silakan ditambahi sendiri. Atau Anda bingung memahami postingan ini? Silakan dikomentari sesuka hati.

14 Januari 2009

Dari Pemulung Sampah Berharap Berkah

Jalan-jalan ngeblog kadang memang tak terpikir bakal sampai ke mana saja. Gak tau apa karena "bau sampah" kok aku sampai pada blognya "Pemulung Sampah" yang bernama depan sama denganku: Bahtiar (http://bahtiar.wordpress.com/). Eh, lha kok dia juga punya komunitas dan warga yang seru-seru (tapi moga gak saru-saru...he he he). Jadi pengin gabung nih. Soale, orang awam kan asline ndeso.